Kisah Dek Gam, 15 Tahun Jadi Pecandu Narkoba hingga Bertobat

Masa muda Zulfan Hakim atau yang akrab disapa Dek Gam tak seindah yang dinginkan. Sejak usia 18 tahun dia sudah mengenal narkoba. Barang haram itu menjerumuskan dirinya ke lubang hitam selama 15 tahun.Pemuda kelahiran Lueng Bata, Banda Aceh, ini mengatakan, awal dirinya mengenal narkoba dan menjadi seorang pencandu akibat pergaulan bebas dan lingkungan. Dari usia 18 tahun dia tidak hanya mengisap ganja, tetapi juga sabu. Berawal dari sekadar coba-coba hingga akhirnya jadi pecandu berat.

Tak hanya sebagai pemakai, Dek Gam juga pernah terlibat dalam pengedaran narkoba, yaitu sebagai kurir. Namun, bisnisnya itu hanya kecil-kecilan dan tak diketahui oleh polisi.. Seiring berjalannya waktu, keluarga mengajak Dek Gam untuk meninggalkan kebiasaan buruknya itu. Dek Gam diminta untuk bertobat. Setelah berkoordinasi dengan pihak Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Aceh, keluarga mengirimkan Dek Gam ke Balai Besar Rehabilitasi BNN, di Lido, Bogor, Jawa Barat, untuk direhabilitasi.

Selama menjadi pencandu, Dek Gam melewati hari-harinya dengan penuh ejekan dan stigma negatif dari masyarakat. Bahkan sampai sekarang masih ia rasakan. Setelah bertobat, bersama dua rekannya, M.Rasyid Nst dan Darmi Dahlan, Dek Gam mendirikan Rumah Generasi Emas Aceh (GEMA). Dek Gam ditunjuk sebagai ketua yayasan.

Dek Gam menjelaskan rencana mendirikan Rumah GEMA sudah ada sejak 4 tahun lalu. Namun baru bisa diresmikan saat ini lantaran faktor dana. Ia berharap dengan berdirinya Rumah GEMA mampu menyembuhkan teman-temannya yang ingin pulih.

Masa muda Zulfan Hakim atau yang akrab disapa Dek Gam tak seindah yang dinginkan. Sejak usia 18 tahun dia sudah mengenal narkoba. Barang haram itu menjerumuskan dirinya ke lubang hitam selama 15 tahun.Pemuda kelahiran Lueng Bata, Banda Aceh, ini mengatakan, awal dirinya mengenal narkoba dan menjadi seorang pencandu akibat pergaulan bebas dan lingkungan. Dari usia 18 tahun dia tidak hanya mengisap ganja, tetapi juga sabu. Berawal dari sekadar coba-coba hingga akhirnya jadi pecandu berat.

Tak hanya sebagai pemakai, Dek Gam juga pernah terlibat dalam pengedaran narkoba, yaitu sebagai kurir. Namun, bisnisnya itu hanya kecil-kecilan dan tak diketahui oleh polisi.. Seiring berjalannya waktu, keluarga mengajak Dek Gam untuk meninggalkan kebiasaan buruknya itu. Dek Gam diminta untuk bertobat. Setelah berkoordinasi dengan pihak Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Aceh, keluarga mengirimkan Dek Gam ke Balai Besar Rehabilitasi BNN, di Lido, Bogor, Jawa Barat, untuk direhabilitasi.

Selama menjadi pencandu, Dek Gam melewati hari-harinya dengan penuh ejekan dan stigma negatif dari masyarakat. Bahkan sampai sekarang masih ia rasakan. Setelah bertobat, bersama dua rekannya, M.Rasyid Nst dan Darmi Dahlan, Dek Gam mendirikan Rumah Generasi Emas Aceh (GEMA). Dek Gam ditunjuk sebagai ketua yayasan.

Dek Gam menjelaskan rencana mendirikan Rumah GEMA sudah ada sejak 4 tahun lalu. Namun baru bisa diresmikan saat ini lantaran faktor dana. Ia berharap dengan berdirinya Rumah GEMA mampu menyembuhkan teman-temannya yang ingin pulih.